Aisha dan Fairuz Optimistis TAVALSTRA Dapat Menyinari Industri Fashion di Indonesia

Aisha Defina Hanania dan Fairuz Khairunnisa siswi SMAN 39 Jakarta sedang menampilkan hasil karya mereka yang diberi nama "TAVALSTRA"

Beberin.com, Jakarta – Dua siswi SMAN 39 Jakarta, Aisha Defina Hanania dan Fairuz Khairunnisa berhasil masuk Final dalam lomba Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) yang rencananya dilaksanakan pada 26 Oktober- 31 Oktober 2025 di SMESCO Gatot Subroto Jakarta Selatan. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional di bawah naungan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

 

Aisha Defina Hanania mengatakan “Saat ini kami sudah lolos menjadi 8 besar finalis nasional yang akan lanjut untuk memperebutkan juara I, II, dan III di SMESCO, Gatot Subroto. Kami tidak hanya membuat rancangan produk biasa, kami juga menyiapkan berbagai dokumen seperti ringkasan eksekutif, bmc, swot, karya tulis ilmiah, prototype, dan lain sebagainya.”

Aisha Defina Hanania sedang menunjukkan hasil produk mereka yaitu Dundun Jacket

Aisha juga menjelaskan mengapa mereka memakai kata “TAVALSTRA” sebagai nama brand produk mereka. TAVALSTRA diambil dari bahasa Sansekerta, dari kata Tara dan Vastra yang mana kata Tara berarti Bintang dan kata Vastra berarti Kain. “Diharapkan bahwa brand kami dapat menyinari industri fashion di Indonesia,” ucapnya.

 

Fairuz Khairunnisa siswi kelas 12 ini menjelaskan bahwa mereka sedang sibuk mempersiapkan lomba Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia atau biasa disebut FIKSI, untuk lomba ini mereka membuat produk sustainable fashion yaitu produk yang ramah lingkungan yang terbuat dari bahan kain daur ulang.

Aisha Defina Hanania dan Fairuz Khairunnisa sedang menjelaskan hasil karya mereka yang diberi nama “TAVALSTRA”

“Kami bekerja sama dengan vendor kain daur ulang yaitu Pable Indonesia yang dimana kain tidak terpakai nantinya akan di daur ulang menjadi benang baru dan ditenun menjadi kain baru lalu di distribusikan kepada kami. Produk kami bernama TAVALSTRA dengan koleksi pertama kami yaitu KALMU Collection yang dimana kami membawa 2 kebudayaan Ibukota yaitu, Ibukota Jakarta dan Kalimantan yang dimana disetiap produk kami membawa corak dari Kalimantan Timur dengan warna eksentrik khas Beulan,” ujar Fairuz Khairunnisa.

 

TAVALSTRA Berhasil Menelurkan 3 Produk

Gynata Vestbag: Gynata Vestbag merupakan produk multifungsi yang dapat digunakan sebagai vest maupun totebag dengan unsur flora fauna endemik dari Kalimantan Timur, seperti anggrek hitam, pesut mahakam, dan burung enggang dengan corak batik Tengkawang Ampiek.

Dundun Jacket: Dundun Jacket merupakan salah satu produk TAVALSTRA dengan konsep reversible (bolak-balik) memiliki 2 motif berbeda, seperti not lagu indung-indung serta alat musik kelentangan, sape, dan uding khas Kalimantan Timur di sisi pertama. Sisi baliknya menampakkan pesona batik Tengkawang Ampiek.

Earneo Folklore: Earneo Folklore merupakan outer yang dapat diubah menjadi scarf dengan perpaduan cerita rakyat legenda pesut mahakam dan gerhana bulan matahari dari Kalimantan Timur.

 

Terkait perkembangan Fashion di Indonesia, Fairuz Khairunnisa mengatakan “Cukup memprihatinkan apalagi kami sempat research tentang limbah tekstil yang dimana menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 menyumbang limbah tekstil sekitar 1,75 ton atau 2,87% dari total komposisi sampah nasional. Rencana nya kami ingin terus membuat produk yang ramah lingkungan dan yang pasti terus mendukung kewirausahaan hijau. Nah salah satu contoh nya hadirlah TAVALSTRA sebagai solusi dari permasalahan limbah tekstil saat ini.”

 

Ditanya apasih cita-citanya, Aisha Defina Hanania mengatakan bahwa “Cita-cita saya adalah menjadi wirausahawan di bidang fashion. Dengan adanya FIKSI, saya jadi belajar banyak mengenai cara merencanakan suatu usaha. Saya juga sadar bahwa wirausaha yang bagus bukan hanya yang menghasilkan keuntungan yang besar, namun juga berdampak besar bagi keberlanjutan negeri.”

 

Mereka berharap di lomba FIKSI ini, mereka bisa memotivasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap limbah tekstil di Indonesia, apalagi fashion ini termasuk kebutuhan primer sehingga untuk paham terhadap limbah tekstil ini sangat penting untuk dilakukan.

 

“Kami juga berharap banyak orang lebih banyak menerapkan sustainable fashion dan tidak mudah fear of missing out (FOMO) terhadap tren fashion sesaat. Dan yang sangat kami harapkan TAVALSTRA kami dapat menyinari industri fashion di Indonesia. ” Pungkas Aisha dan Fairuz.

 

Penulis : Edison/Yuki.N